WOOW...!!! INI Hipnotis Ala Oknum INDOMARET, Wajib Baca Agar Terhindar..
WOOW...!!! INI Hipnotis Ala Oknum INDOMARET, Wajib Baca Agar Terhindar.. |
PIHAK INDOMARET HARUS
MENGUBAH MANAJEMENNYA , INI SALAH SATU CURAHAN HATI DARI TEMAN FB SAYA 'JENDRAL
NASUTION'' BERIKUT ANALISA HIPNOTIS ALA INDOMARET
Selama ini, saya hanya
mendengar atau membaca atau mendengar saja berita-berita yang katanya banyak
penipuan atau yang aneh-aneh saat belanja di minimarket berinisial ; Indomaret,
Alfamart, Yomart, SBMart, dan sejenisnya. Eh, itu bukan inisial ya? Eh..maaf.
Kalau kita tanya ke profesor gugel, dengan mengetik "Penipuan
Indomaret" atau sejenisnya, kita akan temukan banyak berita seputar itu.
Entah benar atau salah. Saya tak terlalu percaya berita atau kabar burung.
Apalagi burung zaman sekarang, sudah banyak yang tak jujur. Jadi saya memilih
menonton saja. Seperti yang telah saya katakan, saya adalah pelanggan setia
Indomaret dan minimarket sejenisnya (jadi tak setia sebenarnya ya?), karena ya
lebih nyaman belanja bisa memilih leluasa, lebih mudah dijangkau karena dekat
dari rumah dll. Tapi tadi pagi, Selasa (18/3), ceritanya saya mengantarkan anak
ke sekolah. Di perjalanan menuju ke sekolah, saya mampir ke salah satu gerai
Indomaret di daerah Sadang Serang, kota Bandung, untuk beli bekal anak di
sekolah. Ceritanya saya cuma mau beli keju cake 2pcs, harganya
@Rp.1.450. Beli dua kan cuma Rp.2.900. Sementara uang saya 1 lembar
Rp.100ribu. Karena nggak enak belanja cuma segitu tapi duitnya segede gitu,
akhirnya saya cari barang lain yang kira-kira saya butuhkan. Keliling punya
keliling, akhirnya saya jatuhkan pilihan untuk membeli Pampers ukuran M, isi 22pcs. Di
rak tertulis harganya Rp.32.550. Seingat saya memang segitu harganya. Di tempat
lain pun segitu harganya. Saya ambil lah itu pampers, untuk stok pampers di
rumah karena punya bayi. "Lumayan lah, nggak terlalu sedikit
belanjanya..." pikir saya. Bergeraklah saya ke kasir dengan tergesa.
Karena sebenarnya saya buru-buru, anak sudah telat masuk sekolah. Di kasir saya
serahkan belanjaan & uang Rp.100ribu. Total belanjaan saya berarti
Rp.32.550 + Rp.2.900 = Rp.35.450. Karena uang saya Rp.100.000 berarti seharusnya
kembaliannya; Rp.100.000 - Rp.35.450 = Rp.64.550.Dibulatkan jadi
Rp.64.500 lah. Sejujurnya, saya nggak menghitung kembalian. Bodoh sekali saya!
Jadi saya keluar saja langsung. Sambil jalan keluar, entah kenapa, Early
Warning System (semacam alarm yang saya pasang) di kepala saya
bunyi-bunyi, "tidit..tidit" . Lalu pikiran saya memerintahkan
tangan saya untuk mengambil struk belanjaan yang sudah saya masukkan ke saku,
lalu membacanya. Hupp! Ini dia biang keroknya! Di struk belanjaan, kenapa
harga pampers ukuran M, isi 22pcs tertulis Rp.36.900 ?
Bukankah di rak toko terpampang harga Rp.32.550 ?
Saya langsung kembali masuk ke toko. Menemui kasirnya, dan bilang,
"mbak..ini harga yang benar yang mana? Di struk 36ribu, di rak
32ribu!" sambil tangan saya menunjuk ke struk dan rak. Dengan pasang wajah
orang batak yang siap memakan orang. "Mana struknya pak?" saya
berikan struknya. Dia mengambil lalu berjalan ke arah rak. "Kalau bukan
32ribu, saya nggak jadi beli!" sambung saya. Saya semakin siap makan orang.
Tanpa komentar apapun, si mbak kasir langsung menarik kertas harga di rak,
menyimpannya, lalu kembali ke kasir, ketak-ketik sesuatu, "Harganya
sudah berubah per tanggal 11 Maret..." katanya. Lalu si mbak mengembalikan
uang saya. Tanpamengucapkan kata maaf ataupun terima kasih. Yang
jadi perhatian saya adalah : "Harganya berubah per tanggal 11
Maret..." Saya sangat yakin nggak salah dengar kok. Mbak kasir memang
menyebut tanggal 11 Maret. Yang jadi masalahnya; hari ini adalah tanggal
18 maret! Dengan kata lain, kertas harga bertuliskan Rp.32.550 di rak itu sudah
1 minggu nongkrong di rak ! Pertanyaannya : a) 11 Maret ke 18 Maret itu 1
minggu kan? saya nggak salah ngitung kan? Kenapa bisa begitu ya? Karena
jeleknya manajemen, atau.....? b) Menurut anda, ada berapa banyak pembeli
seperti saya yang menyadari, bahwa harga di rak, tidak sama dengan harga
yang ada di struk/ di data base kasir ? Atau yang menyadari, bahwa harga yang
mereka bayar, lebih mahal Rp.4.350 dari harga seharusnya! c) Kemungkinan besar
tak ada yang menyadari. Kalaupun ada yang menyadari, dan komplain seperti yang
saya lakukan, kenapa harga di rak tak diubah dengan harga yang benar? d) Bila
Ada 10 orang saja dalam 1 minggu membeli pampers itu, berarti Indomaret untung
Rp.43.500. Itu hanya dari pampers, belum produk lain yang mungkin punya
"pola" yang sama. Kalau ada 10 item saja yang begitu dengan nominal
yang kita anggap saja sama, bukankah keuntungan Indomaret dari
"selisih" itu sudah Rp.430.500 dalam 1 minggu? Syedaaapp sekali
bukan? Karena penasaran, pagi tadi saya inspeksi *tsaaaah* ke beberapa
Indomaret selain Indomaret Sadang Serang tempat saya belanja itu. Saya ke
Indomaret Cimuncang, Indomaret Bojongkoneng, Indomaret Cikutra 2, Indomaret
Cikutra Barat, dan Indomaret Tubagus. Hasilnya? Sebagian besar sudah memajang
harga pampers yang apdet yaitu Rp.36.900.Kecuali di Indomaret Cikutra
2. Harga yang dipajang masih Rp.32.550.
Nah, apa hubungannya dengan kata hipnotis seperti yang saya tulis di judul? Seperti yang kita tahu, bahwa hipnotis (atau sebagai praktisi saya lebih nyaman menggunakan kata yang benar ; hipnosis. Tapi karena sebagian besar kita lebih akrab dengan hipnotis, saya akan gunakan kata hipnotis) adalah bahasan seputar FOKUS. Jika anda fokus ke sesuatu, atau tak fokus ke sesuatu, maka anda berpotensi mengalami peristiwa hipnotis, dengan (non alamiah) atau tanpa campur tangan orang lain (alamiah). Misal, anda sedang buru-buru, lalu mencari hape di meja, bolak-balik dicari tak juga ketemu. Padahal hape itu ada di depan mata, sedang duduk manis di atas meja. Tapi kita tak melihatnya sama sekali. Ini hipnotis alamiah yang di kalangan tukang hipnotis macam saya dikenal dengan istilah "negative visual hallucination". Yang saya alami tadi pagi di Indomaret pun sebenarnya sama saja. Andai, Early Warning System di kepala saya tak berbunyi, maka saya pasti telah membayar harga pampers Rp.36.900 itu. Kenapa? karena pada dasarnya, saya termasuk orang yang jarang sekali memeriksa struk belanjaan. Apalagi uang saya cukup besar, sehingga akan malas sekali saya menghitung kembalian. Ditambah lagi, matematika saya sangat payah, sehingga butuh berpikir lebih lama untuk menghitung. Ditambah lagi, pagi tadi sebenarnya saya sangat buru-buru karena anak saya sudah terlambat sekolah. Kira-kira, ada berapa banyak orang yang kondisinya sama seperti saya ; malas menghitung kembalian, malas memeriksa struk, dan sedang sangat buru-buru? Karena, kondisi semacam inilah yang membuat efek "negative visual hallucination" terjadi. Dimana, si pembeli merasa telah mengeluarkan uang sesuai dengan harga yang terpajang di rak barang, namun sesungguhnya pembeli tak menyadari telah membayar lebih mahal dari seharusnya! Tahu-tahu sampai di rumah dia bingung sendiri, "perasaan tadi duit ada sekian...kok tinggal segini ya?" Epilog Semoga saja ini adalah kelemahan manajemen atau cerita human error dari Indomaret. Dan bukan karena disengaja. Saya mohon maaf kalau tulisan ini menyinggung. Itu memang disengaja :D. Saya tak tertarik menggunakan nama samaran, atau menggunakan kata dengan bintang seperti; Indomar*et. Ya, supaya semua bisa lebih berhati-hati. Indomaret bisa lebih berhati-hati dalam mengelola bisnisnya, agar tak ada yang dirugikan. Agar Indomaret bisa lebih memperhatikan kualitas SDMnya. Kalau perlu trainer SDM, bisa hubungi saya...#eh Dan para pembeli bisa lebih berhati-hati, aware & lebih cerdas berbelanja, siapa tahu memang ada mini market yang memang dengan sengaja membuat efek hipnotis seperti yang saya jelaskan diatas! Waspadalah...waspadalah!
Nah, apa hubungannya dengan kata hipnotis seperti yang saya tulis di judul? Seperti yang kita tahu, bahwa hipnotis (atau sebagai praktisi saya lebih nyaman menggunakan kata yang benar ; hipnosis. Tapi karena sebagian besar kita lebih akrab dengan hipnotis, saya akan gunakan kata hipnotis) adalah bahasan seputar FOKUS. Jika anda fokus ke sesuatu, atau tak fokus ke sesuatu, maka anda berpotensi mengalami peristiwa hipnotis, dengan (non alamiah) atau tanpa campur tangan orang lain (alamiah). Misal, anda sedang buru-buru, lalu mencari hape di meja, bolak-balik dicari tak juga ketemu. Padahal hape itu ada di depan mata, sedang duduk manis di atas meja. Tapi kita tak melihatnya sama sekali. Ini hipnotis alamiah yang di kalangan tukang hipnotis macam saya dikenal dengan istilah "negative visual hallucination". Yang saya alami tadi pagi di Indomaret pun sebenarnya sama saja. Andai, Early Warning System di kepala saya tak berbunyi, maka saya pasti telah membayar harga pampers Rp.36.900 itu. Kenapa? karena pada dasarnya, saya termasuk orang yang jarang sekali memeriksa struk belanjaan. Apalagi uang saya cukup besar, sehingga akan malas sekali saya menghitung kembalian. Ditambah lagi, matematika saya sangat payah, sehingga butuh berpikir lebih lama untuk menghitung. Ditambah lagi, pagi tadi sebenarnya saya sangat buru-buru karena anak saya sudah terlambat sekolah. Kira-kira, ada berapa banyak orang yang kondisinya sama seperti saya ; malas menghitung kembalian, malas memeriksa struk, dan sedang sangat buru-buru? Karena, kondisi semacam inilah yang membuat efek "negative visual hallucination" terjadi. Dimana, si pembeli merasa telah mengeluarkan uang sesuai dengan harga yang terpajang di rak barang, namun sesungguhnya pembeli tak menyadari telah membayar lebih mahal dari seharusnya! Tahu-tahu sampai di rumah dia bingung sendiri, "perasaan tadi duit ada sekian...kok tinggal segini ya?" Epilog Semoga saja ini adalah kelemahan manajemen atau cerita human error dari Indomaret. Dan bukan karena disengaja. Saya mohon maaf kalau tulisan ini menyinggung. Itu memang disengaja :D. Saya tak tertarik menggunakan nama samaran, atau menggunakan kata dengan bintang seperti; Indomar*et. Ya, supaya semua bisa lebih berhati-hati. Indomaret bisa lebih berhati-hati dalam mengelola bisnisnya, agar tak ada yang dirugikan. Agar Indomaret bisa lebih memperhatikan kualitas SDMnya. Kalau perlu trainer SDM, bisa hubungi saya...#eh Dan para pembeli bisa lebih berhati-hati, aware & lebih cerdas berbelanja, siapa tahu memang ada mini market yang memang dengan sengaja membuat efek hipnotis seperti yang saya jelaskan diatas! Waspadalah...waspadalah!
Baca Juga
Sumber selengkapnya : http://www.kompasiana.com
Komentar
Posting Komentar